Aspek-aspek Lain dari
Pàrvatì
Seperti barusan dinyatakan, jumlah
aspek utama maupun tambahan dari sang Dewì
atau
Úakti (Pàrvatì),
terlalu banyak untuk diuraikan dalam buku kecil semacam ini. Selain dari tiga
aspek utama yang telah diuraikan, beberapa aspek lain yang lebih umum dikenal
akan diuraikan secara amat singkat.
- Annapùróà : 'Pemilik dan pemberi makanan'. Pàrvatì mendapatkan
nama ini karena dia menyediakan makanan bagi Úiwa ketika ia berkelana
sebagai seorang pengemis. Dia terlihat menyiapkan makanan pada wadah yang dari
batu permata. Pemujaannya memastikan bahwa kepala rumah tangga tak akan pernah
kekurangan makanan. Kuilnya di Kàúi sangat termasyhur.
' - Aparàjità : 'Yang taktertahankan' Ia sesungguhnya salah satu nama Durgà
dan serangkaian sloka terkenal dalam Caóði berakhir dengan kata-kata 'namas
tasyai' disebut 'Aparàjitàstotra'.
' - Bàlà : 'Anak-anak'. Yang
dianggap sebagai putri Lalità dan selalu berumur sembilan tahun, dia
dikatakan telah memusnahkan tigapuluh putra Bhaóðàsura.
' - Bhadrakàlì : Salah satu dari beberapa aspek dari Mahàkàlì. Dia dikatakan
muncul dari kemarahan Umà, ketika Dakûa menghina Úiwa dan
berperang bersama dengan Vìrabhadra untuk menghancurkan upacara kurban Dakûa.
' - Bhùtamàtà : 'Ibu para setan'. Dia tinggal di bawah pohon Aúvattha
(pipal) dan memiliki pengiring sejumlah raksasa, setan dan mahluk setengah dewa.
' - Càmuóða : sama dengan Kàlì. Dia mendapatkan nama ini karena dia
membunuh Caóða dan Muóða dalam perang melawan Úumbha dan Niúumbha.
Kadang-kadang dia dimasukkan dalam Saptamàtåka.
' - Gàyatrì,
Sàvitrì dan Sarasvatì : Ketiga dewì
ini menya-takan dewatà yang menjiwai Mantra Gàyatrì terkenal
yang diucapkan tiga kali sehari. Gàyatrì merupakan dewatà yang
menjiwai doa pagi hari, mengatur ÅgWeda dan api Gàrhapatya. Dia
memiliki empat wajah, empat atau sepuluh lengan dan menunggangi seekor angsa. Sàvitri
menjiwai doa tengah hari, mengatur YajurWeda dan api Dakûióà. Dia
memiliki empat wajah, duabelas mata, empat lengan dan mengendarai seekor lembu
jantan. Sarasvatì adalah dewatà yang menjiwai doa malam hari,
mengatur SàmaWeda dan api Àhavanìya. Dia memiliki satu wajah dan
empat lengan serta mengendarai burung Garuða.
' - Indràkûì : 'Yang matanya mirip dengan mata Indra'. Dia merupakan aspek Dewì
yang khusus dipuja oleh Indra seperti halnya wanita Apsara
(gadis-gadis surgawi). Dia banyak dihias dan memgang Vajràyudha. Bila
dia disenangkan dengan puji-pujian, dia bahkan dapat menyembuhkan penyakit yang
tak tersembuhkan.
' - Jagad-dhàtrì
: 'Yang memelihara dunia'. Aspek lain dari sang Dewì yang
lebih umum dipuja di Beògala. Dia memiliki empat lengan yang membawa
kulit kerang, cakra, busur dan anak-anak panah dan mengandarai seekor
singa.
' - Kàmeúvarì : 'Penguasa
keinginan'. Karena Úiwa memusnahkan Kàma, dewa asmara,
dia dikenal sebagai Kàmeúvara, 'yang merupakan penguasa nafsu atau
keinginan'. Sang Dewì yang menjadi pendampingnya, dikenal sebagai Kàmeúvarì.
Ini sebenarnya merupakan salah satu nama dari Lalità. Dia dapat memenuhi
keinginan kita yang dimohonkan kepadanya.
' - Kàtyàyanì : Karena sang Dewì dahulu pernah lahir sebagai putri dari
seorang åûi yang ber-nama Kata, dia dikenal sebagai Kàtyàyanì.
Dia sepenuhnya merupakan daya kekuatan dari Trimùrti Hindu. Uraian
tentangnya praktis sesuai dengan cerita Durgà sebagai Mahiûàsura-mardinì.
' - Manonmanì : 'Yang meningkatkan pikiran pada keadaan Yoga tertinggi'. Dia
merupakan Úakti yang mantap pada pusat psikhis pada puncak kepala, di
bawah Brahma-randhra. Dia digambarkan berwarna biru atau hitam kulitnya
dan membawa sebuah mangkuk tengkorak kepala dan juga sebuah pedang. Bila dia
disenangkan dengan doa pujian dari para bhakta-nya, dia dapat memberkahi
kekayaan dan menakuti musuh-musuhnya.
' - Ràjaràjeúvarì : 'yang mengatur rajadiraja'. Sang Dewì bahkan
menguasai Brahmà, Wiûóu dan Maheúvara seperti halnya Kubera
(penguasa kekayaan), yang dikenal sebagai 'rajadiraja'. Dia merupakan
aspek dari Lalità.
' - Úiwadùtì : dalam peperangan melawan Úumbha dan Niúumbha, sang Dewì dahulu mengirim pasangannya Úiwa sendiri sebagai seorang duta kepada mereka. Karena itu dia kemudian dikenal sebagai Úiwadùtì, 'yang menyadikan Úiwa sendiri sebagai seorang duta.' Secara ikonografis, dia kadang-kadang terlihat seperti Kàlì dan kadang-kadang seperti Durgà.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar