Kesetiaan seorang istri.
Ratu Sudharma tetap setia mengikuti dan melayani suaminyadi hutan sebagai wujud dharma bhaktinya.
“Wahai para åûi, setelah tahun demi tahun berganti, sayang sekali Raja Somakànta terserang penyakit kulit. Tubuhnya penuh luka dan darah. Ia sangat sedih demikian juga dengan keluarganya.
“Ia mengadakan pertemuan dengan para menteri dan memutuskan untuk menobatkan putranya Hemakanta dan pergi ke hutan untuk melakukan tapa (penebusan doûa) mengakhiri karmanya. Ia berbicara pada mereka: ‘Wahai para menteri, ketika aku sakit apa gunanya kekayaan atau istana? Semua ketampananku, kekuatanku, kebaikanku akan berakhir.
Aku tahu ini adalah karena hasil dari karma buruk terdahulu dan aku tidak menyalahkan siapapun. Aku sangat menderita dan aku menobatkan putraku menjadi raja. Aku akan pergi ke hutan dan bertapa memuja Tuhan.’
“Mendengar kata-kata ini, para menteri dan semua rakyat sangat sedih dan merekapun mengatakan bahwa mereka akan ikut ke hutan bersamanya.
“Melihat kesedihan ini, Ratu Sudharma Devì berkata, ‘Wahai para menteri, kalian harus membantu putra kami Hemakanta yang akan menjadi raja. Kalian juga akan melayani Negara dengan dharma melanjutkan keteladanan suamiku, sang raja. Sedangkan dharmaku, Aku akan pergi mengikuti suamiku dan melayaninya di hutan’
“Hemakanta, putra mereka berkata, ‘Wahai orang-tuaku, Aku tidak bisa tinggal disini tanpamu. Seperti lampu tanpa minyak, tubuh tanpa nafas, kerajaan ini akan mati tanpa kehadiran kalian.’
“Raja menghiburnya dan mengatakan bahwa mereka harus mengikuti dharma dan melakukan kewajiban mereka demi kebajikan semua makhluk.
“Ia memberkahi putranya untuk menjalankan tugas sebagai seorang raja dan membujuknya untuk melakukan kewajibannya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar