Minggu, 17 Juni 2012

Dewa Dewì Hindu


Kepercayaan pada Tuhan telah mempertahankan keberadaan umat manusia selama berabad-abad. Kepercayaan dan pemujaan kepada para dewa dan dewì  telah memenuhi kebutuhan praktis dalam kehidupan jutaan umat Hindu. 

Adalah kekanak-kanakan untuk menunjukkan bahwa orang-orang Hindu tidak atau tak mau menerima adanya satu Tuhan, Yang Maha Esa. Pemikiran filosofis dalam Hinduisme telah meningkat sampai ketinggian yang amat luhur dalam kitab-kitab UpaniûadBhagavad Gìtà dan Brahma Sùtra. 

Dewa-dewa Hinduisme cukup berhasil dalam membuat bingung dalam benak para penganut keyakinan lain yang berkesempatan untuk menyelaminya. Bahkan mereka telah cukup berhasil untuk menciptakan pertentangan di antara orang-orang Hindu sendiri. 

Kebodohan lah yang menyebabkan kebingungan dan menimbulkan pertentangan ini. Oleh karena itu, dengan menyadari akan kebodohan dan mengusirnya, otomatis ia akan menghantar pada pencerahan dari kebingungan dan meredam terjadinya pertentangan tersebut.

Ada cerita tentang orang atheis yang dengan penuh gairah disepanjang hidupnya menganjurkan bahwa tak ada Tuhan ataupun roh, berdoa pada saat-saat terakhir dari kehidupannya sebagai berikut: Ya Tuhan, bila Tuhan benar-benar ada, selamatkanlah nyawaku!” Cerita ini mungkin amat lucu, akan tetapi secara mendalam memperlihatkan kebutuhan psikhologis manusia pada Tuhan.

Namun, karya besar dan para pemikir yang mengikuti langkah mereka menyadari keterbatasan dari pikiran manusia normal dan kebutuhan emosionalnya. Itulah sebabnya mereka secara bijak memberikan berbagai jenis Upàsana (meditasi dan cara pemujaan) untuk menyesuaikan selera dan kebutuhan dari para pemuja Tuhan yang berbeda-beda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar