Para Ular dikurbankan - Bhagawata Puràóa
Gara-gara perlakuan tak senonoh inilah, Dia dikutuk akan digigit ular Takûaka |
Seperti yang kita ketahui, bahwa Parìkûit
dikutuk akan digigit seekor ular yang bernama Takûaka.
Setelah mendengar tentang Bhàgawata Puràóa, Parìkûit kemudian
bersujud dan memberi hormat pada Úukadewa. Ia berkata bahwa dirinya tidak lagi
khawatir digigit ular. Karena ia telah mengetahui tentang sifat-sifat àtman,
dan Brahman. Ketika åûi Úukadewa pergi, Parìkûit mulai duduk dan bermeditasi.
Sementara itu, naga Taksaka menyamar menjadi seorang bràhmaóa untuk bisa
mendekati sang raja. Ia kemudian menggigit sang raja hingga tewas.
Mengetahui hal itu, Putra Parìkûit yang bernama Janamejaya menjadi
amat marah. Ia memutuskan untuk melakukan upacara kurban ular sarpayadnya (sarpayajña)
di mana seluruh ular yang ada di seluruh dunia akan dibunuh (dikurbankan).
Mereka akan didatangkan oleh para pawang kerajaan lalu dimasukkan ke api
upacara yang sangat besar. Takûaka kemudian lari menghadap dewa Indra meminta
perlindungan.
Atas campur tangan dan permintaan Båhaspati, Janamejaya akhirnya
menghentikan upacara yang dilakukannya atas nama para ular.
Atas campur tangan dan permintaan Båhaspati, Janamejaya akhirnya
menghentikan upacara yang dilakukannya atas nama para ular.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar