Tampilkan postingan dengan label alih aksara. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label alih aksara. Tampilkan semua postingan

Minggu, 04 Mei 2014

Prasasti Kalasan

Karena info dari Ida Bagus Komang Sudarma ini bagus, maka saya menguploadnya tanpa editan.
Semoga semua mendapat pengetahuan yang bermanfaat. Inilah tulisannya.


Prasasti Kalasan 700 Saka

Prasasti Kalasan merupakan salah satu peninggalan sistem penulisan di Nusantara. Prasasti ini hanya berselang delapan tahun dari keluarnya prasasti Kawi tertua Nusantara, prasasti Dinaya. 


Prasasti Dieng

Karena info dari Ida Bagus Komang Sudarma ini bagus, maka saya menguploadnya tanpa editan.
Semoga semua mendapat pengetahuan yang bermanfaat. Inilah tulisannya.


Alih-aksara Prasasti dari Dieng

Prasasti di bawah ini adalah bagian belakang dari sebuah prasasti yang ditemukan di Dieng dan difoto pada tahun 1864 oleh Isidore van Kingsbergen. Bagian belakang prasasti ini hanya berisikan empat baris aksara Kawi awal. Foto bagian depan prasasti yang ada di perpustakaan Leiden tidak bisa dialih-aksarakan karena ligaturnya tak tampak jelas. 

(Perhatian: redaksi alih-aksara di bawah ini masih belum reliabel)


Prasasti Dieng





Alih-aksara:

  1. hana sīma i śrī maṅgala watag hiraṁnā sawaḥ lamwi thata hana
  2. sīma i wuka watu watakwan hilā sawaḥ tampaḥ 3 hana sīma
  3. i panuliṅan watak-piwahan sawaḥ tampaḥ 1
  4. wlaḥ 1

Prasasti Talang Tuo

Karena info dari Ida Bagus Komang Sudarma ini bagus, maka saya menguploadnya tanpa editan.
Semoga semua mendapat pengetahuan yang bermanfaat. Inilah tulisannya.

Prasasti Talang Tuo

Prasasti Talang Tuo / Tuwo ditemukan oleh Louis Constant Westenenk (residen Palembang kontemporer) pada tanggal 17 November 1920 di kaki Bukit Seguntang, dan dikenal sebagai peninggalan Kerajaan Sriwijaya.
Keadaan fisiknya masih baik dengan bidang datar yang ditulisi berukuran 50cm × 80 cm. Prasasti ini berangka tahun 606 Saka (23 Maret 684 Masehi), ditulis dalam aksara Pallawa, berbahasa Melayu Kuna, dan terdiri dari 14 baris. Sarjana pertama yang berhasil membaca dan mengalihaksarakan prasasti tersebut adalah van Ronkel dan Bosch, yang dimuat dalam Acta Orientalia. Sejak tahun 1920 prasasti tersebut disimpan di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, dengan nomor D.145.

Prasasti Wayuku

Karena info dari Ida Bagus Komang Sudarma ini bagus, maka saya menguploadnya tanpa editan.
Semoga semua mendapat pengetahuan yang bermanfaat. Inilah tulisannya.

Revisi Prasasti Wayuku 779 Saka


Prasasti Pereng

Alih-aksara Prasasti Pereng 785 Saka

Karena info dari Ida Bagus Komang Sudarma ini bagus, maka saya menguploadnya tanpa editan. Semoga semua mendapat pengetahuan yang bermanfaat. Inilah tulisannya.

Prasasti ini saya dapat dari blognya Pian Anang, dan data asli dan selengkapnya ada di Perpustakaan Universitas Leiden.