Minggu, 02 Desember 2012

Ekam Sat



EKAÝ SAD VIPRÀ BAHUDHÀ VADANTI
—Nd–' im]' vä,mig{mahurqo idVy" s sup,oR gäTman( - 
Ek' siÜp[a bhu/a vdNTyig{' ym' matirëanmahu" --

Indraý mitraý varuóam agnim àhur atho divyaá sa suparóo garutmàn,
Ekaý ûaî viprà bahudhà vadantyagniý yamaý màtariúvànam àhuá.
(Ågveda: I.164.46)
Nama-Ku adalah Indra (indram), Mitra (mitram), Varuóa (varuóam), Agni (agnim), dan juga disebut (àhur atho), Cahaya (divyaá) dan juga (saá) mempunyai sayap yang indah (suparóo), maka nama-Ku juga Garutmàt (Maha Agung). Para sarjana (sadviprà) menyebut-Ku (vadanti) yang hanya satu yaitu Aku (ekam) dengan nama-nama berbeda (bahudhà) demikian juga disebut Agni, Yama dan Màtariúvan (cosmic breath/nafas kosmik).

’Nama-Ku adalah Indra, Mitra, Varuóa, Agni, cahaya dan mempunyai sayap yang sangat indah. Oleh karena itu aku disebut Garutmàt. Demikian juga aku disebut sebagai Agni, Yama, dan Màtariúvan. Aku hanya satu akan tetapi para sarjana menyebutku dengan nama yang berbeda-beda’.

Mantra di atas tersebut terdapat dalam Ågveda yang membicarakan nama-nama para dewa, yang terdapat dalam empat Veda. Supaya seseorang tidak salah paham akan keberadaan dewa-dewa, maka mantra tersebut menjelaskan bahwa semua nama dari dewa adalah nama Tuhan yang hakikatnya adalah satu. 

Masalah tentang nama-nama dewa tersebut, juga dibahas dalam Veda yang lain seperti yang terdapat dalam mantra - tad eva agnis tad àdityas tad vàyus tad u candramàá, ... (Yajurveda: 32-1), yang berarti Tuhan adalah satu yang disebut dengan nama-nama berbeda seperti Agni, Àditya, Vàyu, dan Candrama. 

Seperti dalam mantra: "Tuhan adalah satu, tetapi disebut dengan banyak nama" - yo devànàm nàmadhà eka eva... (Yajurveda-17 - 27). Diungkapkan bahwa Tuhan adalah satu cahaya yang sinarnya terbias dalam bentuk yang berbeda, jadi Tuhan adalah satu dan tidak ada yang kedua, ketiga, atau keempat (na dvitìyo na tåtì yaú caturtho nàpy ucyate - Atharvaveda: 13-4-16). 

Demikian juga terdapat ..sa eûa eka ekavåd eka eva,.. (Atharvaveda-13-4-20) bahwa Tuhan adalah satu dan tiada yang lainnya. Sarve asmin devà eka våto bhavanti,.. (Atharvaveda: 13-4-21) berarti "seluruh dewa menjadi satu dalam Tuhan". 

Seperti diketahui bahwa Tuhan mempunyai ribuan nama, tetapi bukan berarti Tuhan lebih dari satu. Jelas, Tuhan hanya satu dan tidak ada yang kedua. Hanya para sarjana yang menyebut nama-Nya secara berbeda sesuai dengan pengetahuannya. Kita tidak boleh meributkan nama Tuhan, apakah nama Tuhan itu Viûóu, Agni, Úiva, Brahmà, dan lain-lainnya. Orang-orang yang sering membeda-bedakan Tuhan karena namanya saling bertengkar, berdebat, dan mempersoalkan nama-nama Tuhan. 

Mantra tersebut adalah jawabannya agar mereka sadar dan tidak ribut hanya karena nama berbeda atau hanya karena salah satu nama yang lebih tinggi, lebih baik, atau lebih lainnya. Di sini kita bisa melihat bahwa sebenarnya semua nama itu sama yaitu Tuhan. Pada waktu kita menyebut nama Úiva, semua dewa akan termasuk di dalamnya dan Úiva-lah yang mewakili dewa-dewa itu, demikian juga yang lain. 

Banyak di antara kita bertengkar hanya karena perbedaan nama, tetapi kita tidak pernah melihat secara mendalam, seperti kita meributkan kulit kelapa yaitu kulit luarnya, tetapi kita tidak pernah merasakan kenikmatan isi di dalamnya. Untuk itu, dalam mantra tersebut dijelaskan agar manusia tidak salah paham atas nama-nama yang berbeda, karena semua nama tersebut adalah nama Tuhan sendiri. Kapan kita bisa memahami nama-nama Tuhan yang hakikatnya hanya satu, maka pada waktu itu baru kita akan menikmati kesempurnaan, keagungan, dan kebesaran-Nya.

Fungsi Gàyatrì Mantra begitu penting. Oleh karena itu, kita perlu berjapa setiap hari jika ingin hidup bahagia di dunia, dan mendapatkan mokûa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar