KEKUATAN TUHAN
ikimÑae ivZ,o pirc+y' .UTp[ yÜ=e ixipivìo AiSm -
ma
vpoR ASmdp gUh EtÛdNyåp" simqeb.Uq --
Kimitte
viûóo paricakûyaý bhùtpra yadvakûe úipiviûþo asmi,
Mà varpo asmadapa gùha etadyadanyarùpaá samithe
babhùtha.
(Ågveda: 7.100.6)
Oh
Dewa Viûóu (Viûóo), apakah nama-Mu (paricakûyam kimitte) yang
terucap-kan (yadvakûe) bahwa saya adalah Sipiviûþa (úipiviûþo asmi). Engkau
yang dalam perjuangan/perang (samithe) dengan wujud lain (anya
rùpah), jangan (na) sembunyikan jati diri-Mu yang sebenarnya
(apagùha) pada kami (asmat).
’Oh
Dewa Viûóu, atau apalah nama-Mu yang terucapkan. Saya adalah Úipiviûþa,
karena itu, wahai dewa yang meng-gunakan wujud lain dalam peperangan, janganlah
Engkau menyembunyikan jati diri-Mu pada kami’.
Tuhan dalam sifatnya yang nirguóa tidak bisa
terwujudkan Dia bersinar dengan pancaran cahaya/sinar dari kekuatan dirinya
sendiri tanpa bantuan dari mana pun. Oleh karena itu, Dia dikatakan sempurna.
Dalam mantra tersebut dijelaskan, Tuhan mempunyai sebuah
kekuatan dahsyat yang bisa diperlihatkan dalam suatu peperangan/perjuangan.
Misalnya, ada orang yang lemah tanpa daya tetapi dalam suatu peperangan mampu
mengalahkan musuhnya dan meraih kemenangan. Dalam peristiwa itu, kita rasakan
ada suatu kekuatan yang tersembunyi yang menolong orang tersebut.
Kekuatan itu
tiada lain adalah kuasa Tuhan. Manusia biasa tidak akan bisa memahami atau
mengetahui hal itu tetapi orang yang melaksanakan meditasi secara mendalam bisa
merasakannya. Kekuatan yang tersembunyi itu pula yang dimohon melalui pengucapan
dan pemahaman mantra tersebut, dengan tujuan agar Tuhan hadir dalam diri kita
untuk menolong dalam perjuangan hidup yang panjang ini.
Biasanya manusia berpikir sempit dalam menyikapi suatu
keberhasilan atau kegagalan yang terjadi pada dirinya. Maksudnya, dia tidak
menyadari bahwa keberhasilan yang diraih sebenarnya bukan semata-mata atas
usahanya sendiri, tetapi tercapai berkat pertolongan Tuhan yang telah merestui
usahanya itu.
Orang biasanya sering membanggakan diri atas keberhasilan dan
kesuksesan yang diraihnya. Tetapi jika suatu saat dia mengalami suatu kegagalan
barulah ingat Tuhan dan meminta pertolongan dari-Nya. Perlu kita sadari bahwa,
kegagalan dapat menimpa orang setiap saat, dan hal itu sebenarnya merupakan
peringatan Tuhan agar kita selalu menghindari segala keangkuhan dan
kesombongan.
Jadi, dengan kegagalan itu, kita hendaknya sadar untuk seterusnya
mengambil hikmahnya. Kekuatan manusia memiliki batasnya, dan di lain pihak ada
kekuatan atau kemahakuasaan tertinggi yang berada di atas segala kekuatan,
yaitu Tuhan yang Mahakuasa.
Manusia bisa membuat jembatan canggih untuk mengahalangi atau
menghindari banjir atau membuat rumah yang dirancang untuk bisa menahan
guncangan gempa besar, dan sebagainya. Tetapi, pada kenyataannya, kecanggihan
atau teknologi itu tetap saja tidak mampu menghalangi banjir, gempa, gunung
meletus dan sebagainya. Banyak peristiwa bencana alam yang memusnahkan
bangunan-bangunan canggih itu dalam waktu singkat.
Bahkan negara-negara maju
seperti Amerika, Jerman, dan Australia tidak kuasa menahan bencana itu. Mereka
juga terjebak banjir, gempa, dan sebagainya. Teknologi mereka sama sekali
tidak mampu menghindarkan mereka dari malapetaka tersebut. Itulah
kemahakuasaan Tuhan yang berperan untuk menyadarkan umat manusia, agar selalu
mengikuti aturan Beliau.
Intisari mantra tersebut adalah permohonan kepada Tuhan agar
Tuhan "membuka" diri-Nya kepada kita. Dengan memuja serta
bermeditasi kehadapan-Nya, kita bisa bertemu dan bersatu dengan-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar