Rabu, 27 Juni 2012

Sri Jaya Wisnuwardhana

Úrì Jaya Wiûóuwardhana, 1248 – 1268

Dalam tahun 1248 itu juga Ranggawuni naik tahta kerajaan Singhasàri dengan gelar Úrì Jaya Wiûóuwardhana.
Saudara sepupunya, Mahiûa Campaka anak Wonga Têlêng, diberi kekuasaan ikut memerintah dengan pangkat Ratu Angabhaya bergelar Narasiýhamùrti. Diceritakan bahwa mereka berdua memerintah bagaikan Wiûóu dan Indra.
Tahun 1254 puteranya, Kåtanagara, dinobatkan jadi raja, tetapi Wiûóuwardhana sendiri tidak turun tahta, melainkan memerintah terus untuk puteranya itu. Wiûóuwardhana wafat tahun 1268 di Mandaragiri dan dicandikan di Waleri sebagai Úiwa, dan di Jajaghu (candi Jago) sebagai Buddha Amoghapaúa. Ini menggambarkan bahwa pada saat itu telah terjadi sinkretisasi Úiwa Buddha.
Candi Jago ini menarik perhatian oleh karena kakinya (dasarnya) yang bertingkat tiga dan tersusun berundak-undak; dan tubuh candinya yang letaknya dibagian belakang dasar candi, menunjukkan timbulnya kembali unsur-unsur asli Indonesia (semacam limas berundak-undak). Demikian pula untuk pertama kalinya tampak betul pengindonesiaan seluruhnya, yaitu relief-reliefnya merupakan pahatan datar, gambar-gambar orangnya menyerupai wayang kulit Bali sekarang, dan tokoh-tokoh satrianya diiringi oleh panakawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar