Úrì Jayapangus, 1150 – 1181
Setelah
Úrì Jayaúakti wafat tahun 1150, digantikan oleh puteranya Úrì
Jayapangus yang bertahta menjadi raja Bali.
Selama masa pemerintahannya tidak ada musuh yang berani mengganggu atau menyerang pulau Bali.
Para pendeta Úiwa, Budha, Åûi dan Mpu melaksanakan dharmanya masing-masing dan tidak terjadi perselisihan.
Sang caturwangsa sama-sama menyadari tugas dan kewajibannya masing-masing.
Kerukunan hidup beragama dan kerukunan hidup antara catur wangsa itulah yang disebut bhinneka tunggal ika di pulau Bali, tidak ada yang saling menghina, malah saling memuji, karena mereka sama-sama mengharapkan tata têntram kêrta raharja.
Selama masa pemerintahannya tidak ada musuh yang berani mengganggu atau menyerang pulau Bali.
Para pendeta Úiwa, Budha, Åûi dan Mpu melaksanakan dharmanya masing-masing dan tidak terjadi perselisihan.
Sang caturwangsa sama-sama menyadari tugas dan kewajibannya masing-masing.
Kerukunan hidup beragama dan kerukunan hidup antara catur wangsa itulah yang disebut bhinneka tunggal ika di pulau Bali, tidak ada yang saling menghina, malah saling memuji, karena mereka sama-sama mengharapkan tata têntram kêrta raharja.
Dalam tahun 1181 Úrì Jayapangus wafat, dikebumikan di pertapaan Dharmma anyar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar